Bagi Mereka Tahun Ajaran Baru Adalah Sebuah Harapan Baru.

10:38 Frisca Putri 0 Comments

Hari ini, di kota Samarinda sekolah baru memulai Tahun ajarannya 2016/2017. Beruntungnya saya masih diberi kesempatan untuk terus menjadi bagian dari tahun ajaran ini di salah satu sekolah menengah kejuruan negri di samarinda.

Sebenarnya saya hanya ingin menceritakan apa yang saya rasakan ketika untuk pertama kalinya dalam sekian tahun saya kembali ikut hadir dalam upacara bendera setiap hari senin.

Saya teringat diri saya sendiri ketika melihat siswa siswi memulai kegiatannya lagi. Kembali pada rutinitas yang menjemukan, namun bagi sebagian lagi sekolah menjadi tempat yang sama dengan wahana bermain. Tapi, saya yakin siswa saya menganggap sekolah hanyalah bagian dari rutinitas lainnya.

Indonesia. Yang mengenalkan rutinitas itu. Mengajarkan keteraturan, tp tidak mampu menyiapkan kita menghadapi kehidupan sesungguhnya. Rutinitas itu akhirnya menjadi bumerang bagi kita yang taat dan tertib pada peraturan. Ketika mereka lepas dari rutinitas, mereka kehilangan jati diri mereka.

Saya tersenyum mengingat tahun-tahun saya berada di SMA. Ketika menginjak tahun pertama, upacara pertama ini adalah hal yang mencemaskan. Sebut saja MOS untuk siswa baru. Bagaimanapun bentuknya saya tidak pernah menyukai hal itu. Bisa dibilang saya takut. Takut menghadapi perubahan dan takut menghadapi alur adaptasi mereka-mereka yang luar biasa. Pada akhirnya saya terpaksa harus berubah. Sungguh tidak mudah bagi anak usia 14 tahun belajar beradaptasi. Namun saya menyadadi bahwa sebenarnya MOS itulah yang membantu saya bertahan. Bagaimana saya akan menjalani hari-hari di sekolah, ditentukan disini.

Kemudian tahun kedua. Saya ingat betapa bangganya saya menjadi kakak kelas. Saya terbebas dari rasa takut pembullyan. Oh iya, saya termasuk salah satu siswa yang pernah di bully. Namun karena saya tidak peduli, akhirnya mereka melepaskan saya. Bukankah pembullyan adalah pelajaran berharga. Entah dasarnya apa, saya tidak pernah mengerti. Mungkin hanya karena saya sedikit berbeda dan tidak suka mengikuti arus mereka, sehingga rasa tidak suka itu muncul. Kita cenderung berfikiran negatif terhadap orang yg berbeda dengan kita, bukan?

Kembali kepada soal pelajaran berharga. Sebenarnya pembullyan adalah batu loncatan buat anak seusia itu. Jika dia bertahan, maka dia akan menjadi sosok yang kuat. Jika tidak, maka masa depannya akan ikut berantakan. Begitulah. Saya belajar untuk kuat semenjak saya masih sangat belia. Disitu saya belajar. Saya tidak bisa memaksakan setiap orang harus menyukai saya, dan saya belajar menerima bahwa ada orang"yang tidak suka kepada saya.

Selain rasa lega luar biasa, saya juga memiliki sedikit rasa kehilangan ketika itu. Tentunya saya kehilangan idola-idola saya di kelas 3 yang lalu. Dan, itu sedikit menyedihkan. Sembari berangan dalam hati, kiranya siapa di kelas 3 yang sekarang yg bsa jadi mood booster buat ke sekolah ya? Haha.. begitulah, namanya juga lagi puber.

Lalu, di tahun ke tiga. Ketika pertama kali ikut upacara bendera, saya kembali sedih. Karena sebentar lagi saya yg menghilang dari sekolah itu. Saya mulai tidak peduli dengan hal remeh. Saya mulai merenungkan, setelah lepas dari zona nyaman bernama rutinitas yang diatur orang tua dan pemerintah, saya harus membuat rutinitas saya sendiri.

Dan, perjalanan itu gak main-main. Bahkan setelah saya lulus SMA pun, saya masih belum punya ambisi. Saya masih mencari. Dan saya masih mengembangkan kemampuan saya. Jadi, saya rasa itu wajar. Ketika kita kebingungan dan hilang arah. Itu wajar. Karena suatu saat kita akan temukan passion kita sendirinya. Tidak perlu pusing. Yang penting tetap lakukan yang terbaik.

Begitulah. Melihat mereka semua masih berada dalam perlindungan kami, para guru ini, sedikit merasa terenyuh. Dan lucu. Jangan keburu-buru untuk dewasa, anak-anakku. Seiring bertambah dewasa kalian, beban fikiran yang akan kalian terima justru akan semakin berat. Hidup itu latihan. Tantangan. Dan benar-benar penuh dengan zona perang. Jika kalian tidak bisa bertahan, kalian akan gagal. Sabarlah. Semua akan datang dengan sendirinya. Nikmati dulu segala kemewahan masa SMA kalian. Karena setelah itu, hidup itu perih. Hidup itu luka.

Tetap menjadi yang bermanfaat buat orang lain. Hingga nanti, kedepannya kalian tidak akan merasa kesepian. Selamat berjuang.

0 comments: