Who Were You Before They Broke Your Heart?

21:05 Frisca Putri 0 Comments


Siapa kamu sebelum mereka menyakiti hatimu? 
Sebuah pertanyaan sederhana yang belakangan ini mulai mengusik di dalam pikiran. Sering sekali, sehingga saya harus menguraikannya menjadi sebuah tulisan. Jadi, harap maklum kalau lagi-lagi kali ini saya mulai meracap tidak karuan.

Saya juga akhirnya lalu menelaah kembali. Siapa saya sebelum seseorang mematahkan hati saya? Siapa saya sebelum saya jatuh cinta kepada seseorang? Perubahan seperti apa yang dilihat orang? Pernahkan kita mempertanyakan itu dan mendapatkan jawabannya yang pasti?

Atau, sebenarnya kita sendiri sama sekali tidak pernah mengingat siapa diri kita.

Pertanyaan tersebut kemudian menjadi semakin sulit dijawab. Saya susah mengingat kembali siapa saya dulu. Siapa saya sebelum seseorang tersebut mengisi hari saya. Sebelum akhirnya menjadi bagian dari diri saya, membawa perubahan kecil. Setiap hari. Selalu begitu, hingga akhirnya ketika saya sadar dan menoleh kebelakang, saya bingung, dari mana saya mulai berubah.

Bagian mana dari detik-detik yang berlalu kemudian mengantarkan saya pada titik ini. Titik dimana saya berdiri sekarang. Naif rasanya jika kemudian kita bertanya kembali "Apakah saya menyesal?" karena sadar tidak sadar kaki kita sendirilah yang menuntun kita hingga sampai di tempat ini.

Diinginkan atau tidak, semua mengalami perubahan.

Sehingga, jika ditanya kembali "Siapa saya sebelum seseorang mematahkan hati saya?" Mungkin akan banyak hal terucap. Mungkin kemudian saya berandai-andai. Saya berfikir jauh ke belakang dan mungkin saja akan ada banyak senyuman karena kejadian-kejadian membahagiakan yang terlintas. Tapi, pada dasarnya saya tidak akan bisa memastikan siapa diri saya saat itu.

Karena identitas diri dan masa kini adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan.

Waktu membawa kita semua menjadi pribadi yang terus berkembang secara fisik. Manusia-manusia yang kita temui, satu persatu, disadari atau tidak memberikan sebagian kecil bagian hidupnya dalam aliran perjalanan hidup kita. Menjadi satu dengan tubuh kita, dan kemudian tidak bisa dihindari lagi. Kita adalah insan yang terbentuk atas kehadiran insan lain.

Saya yakin, begitulah sebenarnya manusia menanamkan eksistensinya dalam dunia ini. Menorehkan bagian dirinya dalam cerita kehidupan orang lain. Hingga nanti, meskipun kita meninggalkannya -atau ditinggalkannya, bagian itu akan tetap hidup, tinggal seberapa dalam torehannya saja yang membuat perbedaan. Apakah sanggup untuk terus dikenang, atau digantikan begitu saja dengan eksistensi orang lain yang ikut menorehkan bagiannya.

Bahwa sejatinya kita semua hidup dalam jalinan ikatan aliran tidak kasat mata yang menghubungkan satu sama lain. Semua diatur begitu teliti hingga ke mikro atau bahkan nano-second oleh sang Pencipta.

Sehingga, jejak apapun yang tertinggal di dalam diri kita harus kita terima sebagai bagian dari diri kita sendiri, seharusnya kita tidak bertanya "Siapa kamu sebelum mereka mematahkan hatimu?" lagi. Tapi bertanyalah :

"Apakah setelah kamu menerima bagian hidup dari semua orang itu, dirimu menjadi lebih baik?"
Marilah kita sama-sama mempersiapkan diri untuk menyambut perubahan. Karena mau atau tidak, disadari atau tidak, kita adalah makhluk yang selalu berproses. Ke arah yang baik atau yang buruk kah? Itu kemudian menjadi pilihan.

Salam,
FDP.

0 comments: