Cerita Tentang Sang Putri, Seekor Kucing dan Bunga Dandelion.[Chapter : 2]
Pada suatu masa setelah kedatangan sang kucing. Istana tersebut masih saja dihuni oleh seorang putri yang manis yang menjaganya dengan penuh kasih sayang. Namun, jika diteliti lebih jauh, ada perubahan yang terjadi di sana.
Iya, bahkan sang rusa,
kelinci dan tupai pun mengakuinya. Sang putri tampak jauh lebih ceria.
Setiap hari dia menunggu kedatangan sang kucing sambil bersenandung
kecil di teras istana. Benar saja, menanti sang kucing menambah
rutinitas harian sang putri. Sepertinya Sang Kucing mampu mengalihkan
fikiran sang Putri dari kejenuhan.
Ketika
Matahari tepat berada di pucuk kedua pohon cemara yang berada di hutan
sebelah Timur, sang kucing datang dan langsung menuju sang putri sambil
membawa senyuman.
"Selamat pagi, Tuan Kucing. Bagaimana tidurmu semalam tadi?" Sang Putri menyapa riang.
"Seperti biasa, aku bermimpi indah, Putri." Sang Kucing membalasnya dengan senyum.
"Aku menunggumu."
"Aku tahu. Dan aku tepat waktu seperti biasa, bukan?"
Sang Putri tersenyum.
Rutinitas
baru Sang Putri sekarang tidak hanya menunggu Sang Kucing
mengunjunginya. Tapi, sang Kucing juga ikut berkeliling menyapa pohon
dan hewan lain di hutan. Awalnya sang Putri hanya ingin mengenalkan
Kucing kepada para penghuni hutan, namun ternyata menjadi sebuah
kebiasaan baru bagi penghuni hutan untuk menyapa Sang Kucing pula.
Akhirnya sang Kucing selalu ikut berkeliling dengan Sang Putri.
"Lalu, hari ini apa yang akan kamu ceritakan padaku?" Kata Sang Putri.
Selain
selain ikut menyapa penghuni hutan, Sang Kucing juga selalu
menceritakan pengalamannya selama mengembara. Sang Kucing bercerita
banyak hal kepada Sang Putri. Tentang Manusia yang dia temui, monster
pemakan rumah, kupu-kupu bercahaya, dan semua hal yang bahkan belum
pernah di dengar oleh Sang Putri.
"Kali
ini aku akan bercerita tentang Liliput yang membuat biskuit terenak di
dunia." Sang Kucing mulai menceritakan kisah hidupnya.
Sambil
bersandar dengan nyaman di sebuah batang pohon Mahoni di tengah taman
istana, Sang Putri mendengarkan dengan seksama. Sesekali ia memekik
takut, atau tertawa terbahak-bahak atas hal yang di dengarkan. Sang
Kucing selalu bisa menceritakan kisahnya dengan seru. Dan dia tidak akan
berhenti bercerita kecuali Matahari mulai tenggelam di ufuk Barat.
Begitulah,
Sang Kucing membawa warna baru di Istana tersebut. Semua menyukainya.
Hari-hari Sang Putri kini berubah. Dan dia sangat menyukainya. Dia
berharap, Sang Kucing selalu menemaninya dan kebahagiaan tersebut
berlangsung selamanya.
***
0 comments: