Cerita Tentang Sang Putri, Seekor Kucing dan Bunga Dandelion.[Chapter : 1]
Pada suatu masa, hiduplah seorang putri yang tinggal dalam kastilnya yang mungil di dalam hutan, seorang diri. Sang putri yang selalu tersenyum manis itu tidak pernah mengeluh akan kesendiriannya, namun jauh di dalam lubuk hatinya dia tahu, dia sudah mulai lelah untuk selalu tersenyum. Tetapi, dia pun tahu, akan ada banyak pohon yang bersedih jika dia tidak tertawa, dan akan ada banyak kelinci, rusa kecil dan burung yang berduka ketika dia tidak menyandungkan lagu-lagu bahagia.
Dan
dia pun takut, ketika dia berhenti tersenyum, dia tidak akan bisa
tersenyum lagi. Padahal, itu satu-satunya cara agar hutan tersebut tetap
terjaga dengan indah.
Suatu
hari, ketika ia sedang berjalan menyapa satu persatu pepohonan yang
rindang di sekeliling istananya seperti biasa, dia menemukan seekor
kucing yang menatapnya di balik pohon yang paling besar.
Ketika
Putri hendak mengulurkan tangannya untuk menyapa, sang kucing
mendesiskan ancaman yang menyiratkan sebuah penolakan. Sang putri
bergeming.
"Wahai kucing malang, apakah kamu sedang tersesat? Kemarilah, aku tidak akan melukaimu." Sapa Sang Putri, lembut.
Kucing
tersebut masih menatap dari balik pohon dengan tatapan yang meragukan.
Namun, karena senyuman sang Putri dan kehangatan yang terpancar dari
balik tangannya yang menggapai, sang kucing memberanikan diri keluar
dari persembunyiannya.
"Aku tidak
tersesat. Aku hanya seekor kucing pengelana yang pemalu. Hutan indah
ini menarikku masuk, dan aku tidak pernah tahu kalau akan ada manusia
disini. Aku benci manusia." Kata sang kucing.
Sang Putri kembali tersenyum.
"Aku
juga membenci mereka. Mereka makhluk yang egois. Kau pikir, kenapa aku
mau tinggal di sini, seorang diri?" Tangan sang putri masih tergantung
di sana, menunggu sang kucing untuk menyambutnya.
Ragu-ragu,
kucing akhirnya menyambut uluran tangannya. Cepat saja. Mungkin di
dalam hatinya masih ada perasaan waspada. Namun, dengan sigap sang Putri
menarik sang kucing untuk duduk di pangkuannya.
"Jika kamu tidak mempercayai manusia, kamu cukup percaya padaku saja. Aku tidak akan pernah menyakitimu."
Dan itu menjadi awal mula persahabatan antara sang Putri dan Sang Kucing.
***
0 comments: