Kucing Itu Memilihmu. Bukan Kamu Yang Memilih Kucingmu.

23:18 Frisca Putri 0 Comments



Kucing.

Siapa yang tidak mengenal makhluk kecil berbulu yang menggemaskan ini? Sebagian bahkan memujanya, termasuk saya, sebagian lagi mencemoohnya. Kadang saya suka bingung terhadap mereka yang mempunyai rasa traumatis sendiri kepada kucing. Padahal, dibanding manusia kucing itu tidak berdaya apa-apa. Sehingga rasa takut yang disebabkan oleh kucing sangat tidak masuk akal buat saya.

Ada sebuah teori yang tidak sengaja saya baca -atau mungkin saya dengar- di suatu artikel. Bahwa kucing sebenarnya bukan hewan yang bisa kita pelihara begitu saja. Berbeda dengan anjing, anjing adalah mesin pecinta alami. Sekali saja kamu menunjukkan kasih sayang kepada mereka, mereka akan mencintaimu seumur hidup mereka. Jika kamu bisa memilih anjing mana yang mau kamu bawa pulang, namun kucing tidak.

Kucing yang memilihmu.


Sebenarnya saya percaya bahwa kucing memang makhluk angkuh penuh kesinisan dalam menjalani hidup ini. Kucing juga makhluk yang penuh kebebasan. Termasuk dalam bersikap. Ada beberapa kucing yang memang bisa dilatih. Tapi kebanyakan tidak. Mereka tidak pernah ambil pusing dengan peraturan. Yang mereka tau adalah bagaimana cara meminta makan yang baik dan tepat sasaran. Dan bagaimana cara mendapatkan kasih sayang dari pemiliknya.

Tidak. Maksud saya adalah, kucing yang memilikimu.

Kucing itu memang makhluk paling mengerti akan kecantikan dan keanggunannya. Dan mereka tau bagaimana cara menggunakan aset tersebut untuk menguasai manusianya. Sebut saja, bagaimana dia menggelendot manja di kakimu sambil memancarkan binar pengharapan dari kedua matanya yang bulat dan berpendar-pendar. Siapa yang bisa menolak wajah polos itu. Tentu saja, sebagai pemeliharanya, kamu pasti akan memberikan apa yang dia mau.

Ketika dia ingin disayang, dia akan mendekatimu. Ketika dia bosan disayang, dia akan pergi begitu saja. Dipanggil seperti apapun dia tidak akan menoleh, tapi ketika dia memanggilmu, dari sudut ruangan paling jauhpun kamu akan mendatanginya dengan segera.

Lalu, siapa yang memiliki siapa kalau begini?

Manusia sering jemawa berkata memiliki beberapa kucing dirumahnya yang bisa menghiburnya ketika dia sedih. Kenyataannya adalah kucing lah yang memilih akan berada di rumah siapa untuk tidur dan meminta makan. Apa kamu bisa melarangnya? Tidak. Ingat, mereka tidak mengenal aturan. Kebebasan adalah prinsip dasar para kucing.

Kucing yang mau tinggal denganmu adalah kucing yang memilihmu menjadi pengasuhnya. Jika dia merasa tidak puas dengan pelayananmu dia bisa saja meninggalkanmu pergi tanpa ampun. Kucing itu jahat, meskipun beberapa memang setia. Tapi, saya tetap percaya itu hanya karena kamu melayaninya dengan baik, sehingga dia memilih untuk tinggal.

Namun, meskipun begitu, meskipun diperbudak tanpa pamrih oleh para keparat kecil tersebut, meskipun kadang jengkel ketika mereka menghambur-hambur barangmu, atau bahkan suka iseng buang air sembarangan, kamu tetap akan memaafkannya bukan? Karena, semua kenakalan itu setimpal dengan kenyamanan yang mereka berikan. Karena, tatapan mata penuh pesona itu yang akan kamu rindukan ketika jauh dari rumah. Meskipun anjing memang lebih setia, namun kucing mempesona. Dan semua hal-hal buruk yang kucing lakukan, akan luruh ketika mereka mendengkur pelan dan mengeong manja. Kamu tidak bisa marah kepada yang kamu cintai. Para kucing mengetahuinya, dan memanfaatkannya dengan benar.

Karena mereka sudah memilihmu. Dan kamu pun bahagia karena mereka memilihmu. Bagi saya, itu terlihat sebagai simbiosis mutualisme. Siapa yang akan memperbudak siapa, itu tidak masalah. Karena cinta selalu begitu. Karena cinta tidak peduli itu semua. Seperti saya yang terjebak oleh cinta 3 ekor kesayangan saya.

Besok-besok akan saya ceritakan di sini. My Three MusCATeers. :D

Salam sayang,
Dari Io, Titan juga Artemis.
Dan FDP juga. :)

0 comments: