Damn You, Bad Mood.
Seperti yang sudah saya duga sebelumnya. Malam ditemani hujan,
kopi dan kenangan. Memaksakan diri untuk menjauhi kotak pandora berisi depresi
yang sudah bisa ditekan sebelumnya dengan mencoba tidur. Justru malah menjadi
bumerang tersendiri untuk mood saya dipagi harinya. Ditambah tidur yang tidak
nyenyak dan seadanya. Sudahlah, ini harga mati untuk melalui seharian dengan
mood buruk.
Sampai-sampai saya tidak bisa menulis.
*fyi, tulisan ini saya tulis pagi esok harinya*
Begitulah.
Penyakit menyebalkan. Oke, saya harus bilang ini penyakit karena
dia punya penyebab dan gejala-gejala bodoh saat terkontaminasi. Penyakit
menyebalkan ini yang selalu saja menghantui saya. Terkadang malah menjadi
penentu sukses atau tidaknya suatu tindakan. Ya, moody adalah nama tengah saya.
Meskipun saya percaya, bahwa ada sebuah cara untuk mengatasinya.
Maksudnya, saya tahu bahwa ini bukan hal besar yang perlu dijadikan drama setiap
hari. Saya tahu, teori tentang mood yang baik atau mood yang buruk. Sebenarnya
semua itu tidak ada. Atau mungkin, bisa dijadikan tidak ada.
Begini, seorang pekerja profesional biasanya tidak pernah
meperhatikan hal tersebut. Dia mengerti tanggung jawab akan kewajibannya
sehingga mau setidak enak apapun perasaannya, dia tetap bisa menjalani hari
seperti biasa. Berbeda dengan saya. Saya, terlanjur mensugesti alam bawah sadar
saya bahwa jika tidak berada dalam suasana hati yang enak, apapun yang saya
lakukan tidak akan maksimal.
Dan itu fatal.
Sebenarnya, saya selalu mengingatkan diri saya bahwa hal itu
harus dilawan. Tapi, saya selalu menyerah karena memang saya tidak tahu
caranya. Parahnya lagi, segala macam hal yang tidak mengenakkan hati justru
menambah kualitas mood buruk saya.
Sebut saja kemaren itu, kurang tidur, ekspektasi yang melenceng
jauh, kemudian cuaca hari itu, dan sayangnya harus berinteraksi dengan
muka-muka yang sebenarnya tidak ingin saya temui. Belum lagi di saat ingin
istirahat, notifikasi salah satu sosial media membuat saya mengernyitkan dahi
dan berfikir banyak hal yang ahirnya malah menambah api ke dalam mood saya.
Kemarin, saya dijahati habis-habisan. Atau menurut saya, saya sedang dijahati.
Dan, sekarang masalahnya adalah.. saya tidak ingin ini selalu
berulang. Mungkin, pasti berulang karena terkadang siklus hormonal saya yang
menjadikannya minimal sebulan sekali ini akan terjadi. Namun, saya sangat
berharap bahwa saat itu terjadi saya punya solusi yang bisa dijadikan obat yang
ampuh. Atau minimal mengurangi.
Jadi, ada yang mau sharing tentang “How to Train
Your Bad Mood?”
---------
Day 11. *finally checked*
Feeling Awful,
Regards. FDP.
Day 11. *finally checked*
Feeling Awful,
Regards. FDP.
0 comments: