Setelah Hujan Reda
Lagi-lagi, yang melintas di kepala pagi ini adalah hujan. Karena semalam Samarinda kembali diguyur hujan lebat, selebat dekapan rindu yang tidak terbendung dan tidak punya muara untuk dilabuhkan.
Dan hujan tersebut, masih saja mengukir senyum di wajah saya
sampai pagi ini. Iya, hujannya masih terdengar syahdu di subuh yang dingin ini.
Itu berarti, semalam suntuk, benar-benar semalaman dia menari
hikmat di luar sana, mendendangkan nada-nada pemuja masa lalu yang tak
berkesudahan.
Terimakasih akan hal itu karena tidur saya jadi luar biasa
nyenyak.
Hujan. Bagi pecinta kenangan bisa jadi merupakan sarana dan
suasana yang ampuh untuk dengan mudahnya tersedot ke dalam pikiran masa lalu. Bisa
juga menjadi saat yang tepat untuk sekedar menyeduh teh dan duduk bersandar ke
jendela. Membuang-buang waktu dengan sibuk menghitung tetes-tetesnya yang
menempel di bingkai kaca. Hujan, selalu membuat kita semua memiliki alasan
untuk melepaskan penat, dan bersantai manja sembari menikmati nada-nada hikmat
penuh kedamaiannya.
Lalu setelah hujan reda, kita semua akan kembali pada kesibukan
masing-masing. Kembali kepada rutinitas dan rencana-rencana sebelumnya. Namun,
jauh lebih bersemangat, atau tidak. Karena tidak banyak manusia yang menyukai
genangan air terhampar di jalanan. Mengganggu dan mengotori kendaraan ataupun
sepatu yang tadinya bersih mengilat. Atau mungkin jika hujan turun lebih lama
dari seharusnya, genangan yang tercipta pun akan lebih banyak dari yang
seharusnya.
Yang biasa kita sebut dengan Banjir.
Mari kita kesampingkan [tentang] banjir untuk postingan
selanjutnya. Karena selain banyak hal-hal mengganggu, bukankah setelah hujan
reda, pelangi akan muncul? Bayangkan rentetan 7 warna indah melengkung sempurna
menghiasi langit dengan pesona biru yang luar biasa. Belum lagi, warna biru
yang mengesankan dibalut lembut dengan riak awan putih yang sepertinya telah
kehilangan bebannya. Sungguh pemandangan yang menenangkan.
Seakan menyiratkan :
“Sederas apapun hujan yang datang, dia pasti akan reda. Dan setelah
reda kamu bisa lihat bahwa dibaliknya akan ada senyuman indah berwarna-warni. Semangat
baru dari langit dan keindahan gumpalan-gumpalan awan yang kehilangan bebannya.
Bahwa kesedihan itu memang harus dihadapi. Bahwa kegalauan itu harus dilewati.
Supaya setelahnya, langit biru dan awan putih bisa membuatmu tersenyum.”
Entah mana yang lebih kamu suka, saat hujan datang ataupun saat
hujan reda? Namun, bagi saya, hujan maupun setelah hujan saya tetap ingin
menikmatinya sambil dipeluk hangat oleh semua kenangan menyenangkan bersama
orang-orang terkasih.
*tarik selimut, tidur lagi, mumpung masih hujan*
--------
Day 3. *checked*
Feeling Wonderful,
Regards. FDP.
0 comments: