[Tentang] Insomnia
Insomnia menurut Kamus kesehatan adalah gangguan di mana orang
tidak dapat mendapatkan cukup tidur atau tidur yang restoratif, karena satu
atau lebih faktor. Penderita insomnia sering memiliki gejala di siang hari yang
terkait dengan kurang tidur, seperti kantuk di siang hari, kelelahan, dan
penurunan kewaspadaan mental.
Sementara menurut KBBI,
Insomnia : (nomina) keadaan tidak
dapat tidur krn gangguan jiwa.
Silahkan digaris bawahi bagian “gangguan
jiwa”-nya.
Sementara itu, Insomnia bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Ada
dua jenis utama insomnia: insomnia akut (insomnia transien) yang terjadi selama
periode yang cukup singkat dan insomnia kronis, yang gejalanya lebih lama
(umumnya lebih dari satu bulan).
Insomnia juga dapat diklasifikasikan sebagai primer atau
sekunder. Insomnia primer adalah gangguan yang tidak dapat dikaitkan dengan
kondisi atau gangguan lain. Insomnia sekunder dapat ditelusuri ke sumber lain,
yang mungkin adalah kondisi medis, penggunaan obat-obatan, alkohol atau zat
lain, atau gangguan mental seperti depresi berat.
Dan kali ini, silahkan mulai menggaris bawahi “gangguan mental
seperti depresi berat.” *LOL*
Jadi, maksud saya disini adalah saya ingin menekankan bahwa
insomnia kebanyakan terjadi karena gangguan menta, gangguan jiwa atau
semacamnya. Meskipun saya bukan
penderita yang akut karena hanya terjadi kadang-kadang saja. Ya,
kadang-kadangnya itu pas-pasan waktu lagi menderita gangguan mental.
Atau gangguan jiwa.
Atau sedang jatuh cinta.
Atau sedang patah hati.
Saya baru benar-benar merasakannya semalam saat insomnia itu
terjadi bukan karena gangguan jiwa. Dan saya sadar. Dan itu menyebalkan.
Maksudnya, saya sadar saya mengantuk dan butuh tidur, namun otaknya terlalu
bersemangat sehingga kehilangan kemampuan untuk meregangkan kesadaran saya
supaya terlelap dalam keheningan malam.
Dan itu menyebalkan. Karena sungguh saya membutuhkan tidur.
Bayangkan, rasanya tubuh ini sudah lelah, biasanya dengan
mengatur napas seadanya langsung akan terbang menghilang menuju dimensi lain.
Namun ini, otak saya merespon dengan baik apapun yang saya lakukan. Nafas saya
yang sengaja diatur. Perasaan selimut yang menyentuh kaki saya. Bahkan, saya
bisa merasakan pasir-pasir kecil yang menahan tubuh saya di atas kasur. Hal-hal
kecil seperti itu jadi sangat mengganggu dan membuat otak semakin tidak
bersahabat.
Yang saya takutkan adalah karena malam itu panjang. Dan otak saya
aktif. Saya takut kalau akhirnya saya terseret kedalam pikiran-pikiran yang
tidak menyenangkan sampai pagi. Kasihan sekali jiwa saya kalau begitu. Belum
lagi mood buruk yang akan menyertainya sehari kedepan. Dan belum lagi gangguan
mentalnya. Serius loh, fokus berkurang saat kita kurang tidur, dan itu
sangat-sangat membahayakan jiwa.
Tapi syukurlah, setelah memaksakan beberapa saat, saya mulai
terlelap.
Kemudian, saya ngeri memikirkan bagaimana dengan dia yang
mempunyai gejala insomnia akut dan kemudian jatuh cinta atau malah patah hati.
---------
Day 15. *checked*
Feeling Okay,
Regards. FDP.
0 comments: